Lyrics

"DI TEMARAM MALAM"
Written By : Rinjani Reza

Teringat suara kecil yang menangis
Tepat di pangkuanku ketika kau lapar
Dan teringat senyuman manismu
Ketika kau merasa senang bersamaku
Tapi semua itu tak lagi kurasakan
Kau telah pergi tinggalkanku
Pergi karena kekejaman mereka
Yang menyebut dirinya Bapak dan Ibu
Kau pergi karena aku
Tak bisa menjagamu
Maafkan aku adikku Dan selamat jalan...
Cepatlah bertemu Tuhan..

------------------------------------------------------------------------------------------------
"O5:35 AM"
Written By : Rinjani Reza

Disaat semua orang tertidur
Aku terbangun dan terenung
Berfikir tentang mimpi hari esok
Yang cerah dan baru
Tuhan engkau ciptakan bulan dan bintang
Yang menemani malam
Tapi kau juga menciptakan aku
Yang merasakan hidup dalam gelap langit cerah
Ditemani dingin pagi ku menangis
Merenung....dan resapi kenyataan nasib
Bulan sampaikan padaNya aku terkurung sepi
Dan berikan aku bintang yang kan terangi gelapku
Aku bukan orang suci yang selalu dekat denganMu
Aku bukan orang suci yang selalu menyebut namaMu..
Di setiap detak jantung dan hela nafas mereka
Tapi aku hambaMu..
Yang masih bisa memohon dan berharap padaMu..
------------------------------------------------------------------------------------------------
"PANDIR RESISTENSI LARUTAN ASPAL"
Written By : Anggit (MimeStreeti) Didedikasikan Untuk Bumi Kita Yang Tua, Gerah, dan Lelah

Ketika udara tak lagi menyapa
Ketika air tak lagi bersyair
Dan ketika tanah tak lagi ramah
Kita yang tersisih menjadi pandir
Menyungkur tapi tetap sombong
Itulah kita..

Demi sebuah nilai dan ketamakkan semua berebut
Berlomba memadatkan....
Untuk kemudian saling menyalahkan
Bencana tidak pernah dijadikan pelajaran

Tolong...Tolonglah kami...
Pohon ini hendak kami tanam sesuai anjuran
Tapi tanah merekah tak lagi tersisa
Rival kami adalah monumen proyek
Semua memadat dan mematikan air minum kami...
Tolong...Tolonglah kami...
Jangan sampai suatu saat generasi menggugat
Kami hanya bisa menyebut "entah"

* Mime Street adalah sebuah komunitas seni yang menggunakan ruang-ruang publik sebagai media dalam berkreasinya
------------------------------------------------------------------------------------------------
"Dan Hujan Pun Terkunci Ditengah Kujang"
Written By : Rinjani Reza

Teriak keluh lirih merintih, berontakan jiwa, serukan umatku lapar, dahaga mengalir..
Mencekam hari pasti, meredam gejolak, panas kondisi isi peluru, lemparkan luka..
Korban jelata hisap debu jalanan, mengais pedih tumpukan sampah berserakan, berjuta kepala serukan harapan kehidupan, petinggi ternista hamparan canda tawa..
Ketakutan lucuti komunis tanpa nama, sesat manusia menyayat hati, tandus kering jalan mulutku terkunci, hampir matiku di kehidupan yang gelap, harapan berseru tanyakan kebaikan, yang terbelakang bisik kemurnian, setarakan ukuran norma keadaan, sebandingkan hidup para jelata..
Kami yang jelata.. Kami yang mati..